Graham Arnold: Tekanan Itu Ada di Arab Saudi, Bukan di Irak Bola.my.id - Menjelang duel hidup-mati Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih ...
| Graham Arnold: Tekanan Itu Ada di Arab Saudi, Bukan di Irak |
Bola.my.id - Menjelang duel hidup-mati Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih Irak Graham Arnold menegaskan timnya datang ke Jeddah tanpa beban — justru Arab Saudi yang harus menanggung tekanan publik dan ekspektasi besar.
Di bawah langit panas Jeddah, Graham Arnold tampak tenang. Pelatih asal Australia itu tahu betul arti pertandingan dini hari nanti di Stadion King Abdullah Sport City. Irak harus menang untuk menjaga asa menuju Piala Dunia 2026, sementara Arab Saudi hanya butuh hasil imbang. Namun bagi Arnold, justru lawannya lah yang berada di bawah tekanan.
“Saya pikir tekanan besar ada pada Saudi,” ujarnya dengan nada mantap, dikutip dari laman resmi AFC. “Mereka punya dua cara untuk lolos — seri atau menang. Kami hanya punya satu: menang. Jadi fokus kami sederhana — bermain dan berjuang sekeras mungkin.”
Arnold memahami atmosfer pertandingan besar seperti ini. Ia pernah merasakan ketegangan serupa ketika menukangi Australia menuju Piala Dunia 2022 di Qatar, di mana timnya menembus babak 16 besar sebelum akhirnya dihentikan Argentina, sang juara dunia. Pengalaman itu kini menjadi modal berharga saat ia memimpin “Singa Mesopotamia” mengejar mimpi besar: membawa Irak kembali ke Piala Dunia setelah penantian hampir empat dekade sejak 1986.
“Ini pertandingan spesial,” katanya lagi. “Kami sudah memastikan tempat di babak playoff November nanti, tapi kami datang ke sini untuk menang. Saudi akan mendapat dukungan 90 persen penonton, tekanan media, dan tekanan dari FIFA — itu semua bukan tekanan kami.”
Meski demikian, Irak tak datang dengan kekuatan penuh. Pencetak gol terbanyak mereka, Aymen Hussein, masih diragukan tampil, sementara bek Zaid Tahseen absen karena skorsing setelah kartu merah melawan Indonesia. Namun, bagi Arnold, situasi ini bukan alasan untuk gentar.
Dengan gaya khasnya yang lugas dan realistis, ia menutup sesi konferensi pers dengan kalimat pendek tapi sarat makna:
“Tekanan membuat tim besar terlihat siapa mereka sebenarnya. Mari kita lihat siapa yang bisa menanggungnya besok malam.”